KPID Banten Hadiri Radio Summit 2025: “Radio Is Not Just a Vibe, It’s a Business”
Sumber Gambar : Dokumentasi KPID Banten 2025Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Banten menghadiri Radio Summit 2025 yang diselenggarakan pada 15 November 2025 di Hotel 101 Urban Thamrin, Jakarta Pusat. Kegiatan ini diprakarsai oleh PRSSNI DKI Jakarta, Forum Diskusi Radio Indonesia, dan Ekraf RI, mengusung tema “Radio Is Not Just a Vibe, It’s a Business”. Forum ini menjadi ruang strategis untuk membahas tren serta prediksi perkembangan audio digital di Indonesia, sekaligus membahas transformasi radio dalam menghadapi perubahan ekosistem media.
Hadir mewakili KPID Banten, Talitha Almira, Komisioner Bidang Kelembagaan, mengikuti rangkaian diskusi yang terbagi ke dalam beberapa sesi pembahasan. Setiap sesi menghadirkan perspektif berbeda, mulai dari transformasi bisnis radio, strategi konten berbasis digital dan AI, hingga peluang integrasi teknologi dalam penguatan industri audio.
Radio Summit 2025 menghadirkan beberapa narasumber antara lain:
Agustini Rahayu — Deputi Bidang Kreativitas Media, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif, Adrian Syarkawi — Chief Officer PT Mahaka Media Tbk., Raditya Hardanto — Director Radio Units PT. Mahaka Radio Integra, Ramya Prajna —Founder OLLO, Yulia Ayu — General Manager Atlas Medianet, Amir Suherlan — Chief Operating Officer WPP Media Indonesia, Harley Prayudha — Presiden FDR, Idham Arifin — Technical Advisor Mediakaya Network, Eddy Prastyo — Editor In Chief Suara Surabaya Media dan Serta narasumber lainnya dari ekosistem radio, digital, dan industri kreatif.
Deputi Bidang Kreativitas Media Kemenparekraf, Agustini Rahayu, mendorong seluruh pemangku kepentingan menjadikan Radio Summit sebagai momentum penting.
“Radio Summit ke-18 harus menjadi awal kebangkitan industri radio di Indonesia. Saya mengajak semua pihak untuk memperkuat kerja sama agar radio tetap relevan, kuat, dan mampu menyesuaikan diri di tengah perkembangan digital,” ujarnya.
Sejalan dengan itu, Ketua PRSSNI, M. Rafik, menekankan bahwa kolaborasi lintas generasi dan lintas platform merupakan “rumus utama” untuk membawa radio menjadi industri yang modern.
“Kolaborasi adalah fondasi. Bersama saja belum tentu mudah—apalagi jika berjalan sendirian. Namun melalui sinergi antara stasiun radio, asosiasi, dan para pelaku kreatif, radio bisa tumbuh sebagai kekuatan ekonomi baru,” tutur M. Rafik, menegaskan optimisme bahwa industri radio akan tetap kompetitif di sektor ekonomi kreatif nasional.
Dalam berbagai sesi diskusi, para narasumber menekankan bahwa radio bukan sekadar medium tradisional, tetapi telah berevolusi menjadi platform audio yang dinamis, relevan, dan memiliki peluang besar dalam ranah digital. Transformasi ini membutuhkan kreativitas, inovasi model bisnis, dan kemampuan lembaga penyiaran untuk memanfaatkan platform media baru.
Kehadiran KPID Banten dalam forum ini merupakan bagian dari komitmen untuk memahami arah perkembangan industri audio digital, sekaligus memastikan lembaga penyiaran tetap mampu memenuhi fungsi pelayanan publik melalui siaran yang berkualitas, edukatif, dan berintegritas.